Menurut hasil riset Lembaga konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) masih banyak ruang perkantoran di kawasan central business district (CBD) Jakarta yang kosong. Tingkat hunian (okupansi) perkantoran di kawasan CBD hingga kuartal ketiga hanya 78 persen.
Menurut Head of Research JLL, James Taylor, banyaknya ruang kosong di gedung-gedung perkantoran di kawasan CBD Jakarta lebih karena meningkatnya pasokan. Dari awal tahun hingga hari ini total pasokan ruang perkantoran baru mencapai 366 ribu meter persegi dan diproyeksikan mencapai 540 ribu meter persegi hingga akhir tahun.
Baca Juga : Harga Sewa Ruang Kantor di Pusat Bisnis Jakarta Anjlok, Minat?
“Di kawasan CBD Jakarta pasokan sudah cukup banyak sejak tahun 2017 yang menembus rekor. Di tahun 2018 ini diprediksi mencapai 540 ribu meter persegi. Ini bisa saja jadi rekor baru lagi,” paparnya di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (10/10).
Saat ini suplai ruang perkantoran di kawasan CBD Jakarta sudah mencapai 6,2 juta meter persegi. Angka itu belum ditambah dengan potensi tambahan pasokan baru hingga akhir tahun.
Selama kuartal ketiga tahun ini, JLL mencatat sebenarnya ada penyerapan ruang perkantoran di kawasan CBD sebanyak 38 ribu meter persegi. Namun karena besarnya tambahan suplai membuat tingkat okupansi di CBD masih rendah.
Jika dilihat dari jenisnya, penurunan okupansi terjadi pada grade A sebesar 1,9 persen dari kuartal sebelumnya menjadi 67 persen. Sementara untuk kelas premium 72 persen, grade B 86 persen dan grade C 91 persen.
“Itu artinya untuk area CBD Jakarta masih banyak ruang kantor yang tersedia untuk disewa,” imbuh Taylor.
Untuk perusahaan yang masih mengisi ruang kantor di kawasan CBD Jakarta kebanyakan dari bidang teknologi, coworking space dan profesional services. Untuk itu Taylor menekankan banyaknya ruang kantor yang kosong di CBD Jakarta bukan karena lesunya dunia usaha.
Baca Juga : E-commerce Bantu Dongkrak Permintaan Sewa Ruang Kantor
Sementara untuk rata-rata harga sewa ruang kantor per bulan di kawasan CBD Jakarta pada kuartal ketiga 2018 berada di angka Rp 187.842 per meter persegi.
“Kami yakin pasokan dan juga demand di kawasan CBD Jakarta akan seimbang pada tahun 2019,” pungkas Taylor.
Artikel ini telah tayang sebelumnya di website detik.com yang berjudul "Ruang Perkantoran di Pusat Bisnis Jakarta Banyak yang Kosong"